January 16, 2023

Runa's Born Story

Di usia Runa yang sekarang sudah 1 tahun baru sempat posting cerita lahirnya sekarang, Mak! Hehehe.
Annisa Azka Runa, anak perempuan suci bernama Runa. Runa sebenarnya adalah bahasa Skandinavia yang berarti legenda rahasia. Ayahnya yang beri nama. Runa lahir tanggal 29 Oktober 2018, 2 hari setelah tanggal lahir saya, di jam 11.15 pagi.

28 Oktober 2018, pagi hari
Mulai merasakan kontraksi yang lumayan teratur tapi saya ragu karena belum ada flek. Sebab di kehamilan pertama, saya keluar flek dulu baru merasakan kontraksi teratur. Jadi paginya saya sempatkan untuk jalan pagi untuk memperlancar proses pembukaan, mungkin saja setelahnya bakal keluar flek, pikir saya waktu itu. Saat itu jalan lahir rasanya dibawa jalan udah sakit sekali , kadang-kadang saya berhenti menunggu kontraksi mereda. Pikir saya hari itu saya akan lahiran betul, tapi ternyata sorenya kontraksi teratur hilang. Kontraksi terkadang ada namun tidak teratur. 

29 Oktober 2018 (Senin)
Pagi harinya, waktu buang air kecil keluar flek berwarna cokelat & saya merasakan kontraksi teratur lagi.
Pagi itu galau banget sih rasanya. Apa saya betul-betul akan melahirkan, karena flek yang keluar masih sedikit dan kontraksinya belum berasa banget( atau sayanya yang berusaha tenang waktu itu ya? Jadi kontraksinya ga dirasa-rasa). Mana waktu itu kondisinya suami harus ke klien ga ada yang bisa gantiin. Kita berdua mikir juga paling masih pembukaan kecil karena fleknya sedikit yang keluar. Karena waktu lahiran Ashraf pun sudah keluar flek banyak tapi masih pembukaan 4. Yaudah deh saya dengan hati galau merelakan suami berangkat kerja. Kerjanya jauh lagi mesti ke klien di daerah Cikampek atau Karawang  saya lupa.
Lalu saya langsung bilang Bapak saya untuk segera ambil mobil mengantar  saya ke puskesmas (kebetulan rumah kami masuk gang, mobil titip parkir di masjid yang jaraknya kira-kira 1km). Selama menunggu Bapak pergi ambil mobil (Ashraf masih tidur) , saya inisiatif membangunkan kedua adik saya, Agus & Wulan yang masih terlelap, karena saya merasa kontraksi mulai teratur dan saya merasa harus mulai mengatur nafas. 

Sambil berusaha tenang & fokus atur nafas(padahal sebenarnya dagdigdug juga karena kondisi tidak ada orang dewasa di samping saya) , saya masih sempat mandiin Ashraf waktu itu lalu membangunkan (lagi) kedua adik saya. Alhamdulillah akhirnya salah satu adik saya berhasil bangun & langsung menelfon bapak untuk segera cepat datang mengantar saya.

Kejadiannya begitu cepat, apa yang menjadi ilham saya waktu itu adalah sya bersma bapak ke puskesmas. Sedangkan Ashraf diantar Om & Onti nya ke Bungur untuk dititipkan bersama Bude & Mbah nya. Sebenarnya perasaan saya waktu itu kalut sekali, tidak tega menitipkan Ashraf, apalagi dia terlihat ingin sekali bersama Bundanya, tetapi harus bagaimana lagi, pikir saya.

Akhirnya sekitar jam 9.30  saya bersama bapak saya ke puskesmas dengan mobil. Rasanya kontraksi saat itu sudah tidak tertahankan lagi, tapi saya ingat harus fokus nafas agar rasa kontraksi bisa terkendali.

Sesampainya di puskesmas saya langsung berjalan menuju kamar bersalin. Setelah diperiksa saya sudah pembukaan 8. Kata bidannya "Bu, jangan ditahan2 Bu, dilepas aja ngedennya". Proses melahirkan Runa menurut saya lebih lelah daripada Ashraf. Karena proses mengejan berkali-kali dibarengi dengan tenaga yang kurang akibat belum sarapan. 

Alhamdulillah saat itu adik perempuan saya mendampingi saya sebagai pengganti suami saya. Saya bersyukur sekali, ditambah dengan para bidan yang baik hati mensupport saya. 

Setelah kurang lebih 1 jam saya ngedan ngeden dengan berbagai posisi sampai jongkok pun dilakukan, akhirnya salah satu bidan meminta bantuan bidan lain yang terlihat lebih senior. Alhamdulillah lahirlah Annisa Azka Runa dengan suara tangisnya yang bikin haru. Alhamdulillah YaAllah..

Sekitar pukul 2 siang alhamdulillah suami saya datang dan kami pun menyambut kedatangan putri kecil kami, Runa. 

January 15, 2023

When I Miss Me (Before Become A Mom)

 Sometimes, I just miss how freely i am before become a mom. Jadi seorang ibu memang berat. Tapi bukan berarti tidak pernah aku cita-citakan. I remember when I'm 20, I ever wrote to have 4 kids. And now Allah grant it, insyaAllah.


Dulu, mungkin pengalaman punya saudara banyak jadi motivasiku untuk punya cita-cita anak empat. Jujur, masa kecilku bahagia. I always miss it. You can play everything just with your sisters & brother. Main petak umpet, tak jongkok, orang-orangan kertas, rumah-rumahan pakai alat tulis atau mainan, mainan di rumah kosong, keliling lingkungan rumah, masak-masakan, drama-dramaan. Banyak. Mungkin usia diantara kami yang terpaut cukup dekat jadi faktor juga ya aku & saudara-saudaraku bisa lebih fun bermain bersama? Gatau juga hehe. 


Having 4 kids will be extraordinary I thought. Hidupmu akan penuh dengan kehangatan, kasih sayang, full of energy. Hari tuamu bahagia karena kehadiran anak-anakmu. Tapi ketika Yusha lahir, aku pikir tiga anak sudah cukup. I'm already full. I'm enough. For me, but not for Allah. 


Terkadang rindu berkumpul dengan teman-teman. Punya lebih banyak waktu luang untuk bercengkrama. Rindu juga bisa bekerja di korporat atau jadi guru privat. Rindu bisa explore kesana kemari. Mencoba tempat & hal baru. Bisa lebih aktif & giat di kepengurusan. Oh I miss my life before become a mom :') 


Dan aku bersyukur Allah kasih aku kesempatan untuk hal-hal yang pernah aku coba & alami dulu. Walaupun mungkin hanya bisa dirindukan atau ga bisa diulang, bisa jadi kenangan & cerita. Alhamdulillah. 


Pernah juga terbersit pikiran, kenapa dulu ga begitu jadi sekarang ga begini. Tapi beneran pikiran kaya gini itu boleh! Ada dalilnya kalau ada kata 'seandainya' dalam pikiran kita itu termasuk bisikan setan. Kita jadi kaya menyalahi qodarnya Allah. Intinya dengan qodar yang Allah sudah kasih, kita harus terus husnudzon. Bahwa Allah adalah Sang Penulis Skenario Terbaik. 


Pernah juga denger dari orang kalau ada masalah, cobaan, qodar yang sudah ditetapkan Allah untuk kita tidak sepantasnya kita bertanya 'kenapa'. Mencari-cari alasan apa yang pantas untuk qodar yang sudah Allah tetapkan. Bukan ranah kita disitu. Terus gimana cara menyikapinya? Doa. Gantungkan kembali hidup kita ke Allah. Karena kita milik Allah. Kalau kita merasa berat, ya kita minta kemudahan, banyak pertolongan, keikhlasan, kesabaran ke Allah. 


Hal lain yang menjadi booster aku ketika hidup terasa berat, bahwa hal apa pun yang kamu merasa berat menghadapinya, anggaplah itu jalan, cara Allah, untuk meninggikan derajat surgamu :'') karena memang tujuan kita di dunia ya untuk masuk surga yang kekal abadi. Ini ngena banget sih di aku. Jadi buat reminder ke diri sendiri kalau apa pun hal yang kita lakuin setiap harinya itu selalu diniati karena Allah, mencari ridho nya Allah untuk bisa masuk surga. 


May 10, 2022

Ramadhan 1433H (2022 Masehi)

Bilangnya bakal mencoba kembali aktif di blog tapi nyatanya satu bulan kemudian baru posting wkwk.

Bulan Ramadhan tahun ini dimulai tanggal 2 April. Kalau melihat kondisi Indonesia dibanding dua tahun lalu bisa dibilang tahun ini lebih baik. Orang-orang kembali berbuker ria, cari takjil jelang Maghrib, jalanan macetnya luar biasa. Mungkin pandemi mulai berakhir, mulai kembali kaya dulu.

Ramadhan tahun ini jadi Ramadhan yang menurutku sedih, hampir mirip dua tahun lalu waktu kami ditinggal kakak ipar tertua kami, Mas Bobby. InsyaAllah almarhum sedang tidur layaknya pengantin baru (kalau sesuai dalilnya), syahid karena wabah penyakit (covid). Kami semua kangen Mas Bobby :)

Ya tahun ini hampir sama sedihnya karena anak-anak dicoba sakit demam sampai lebih dari tiga hari. Estafet demam dimulai dari Ashraf di H-4 lebaran, lanjut Runa di H-2, lanjut lahi Yusha di malam takbir. Malam takbir Ayah Bundanya galau parah, besok jadi lebaran ga nih? 😅Akhirnya di hari lebaran yang ikut solat Id hanya Ayahnya & Ashraf. Bundanya dengan berkecil hati di rumah saja ramut Runa & Yusha. Walaupun begitu, tetep harus bisa mencari jalannya syukur. InsyaAllah semua cobaan itu ada hikmahnya. Husnudzonbillah. Semoga Allah paring ganti yang lebih baik barokah ☺️

Kalau dilihat perkembangannya, kasus sakit Runa lebih lama, hampir 5 hari dia demam, lemas, mual & muntah. Sempat cek darah juga dan hasilnya trombosit turun jadi 115 (normalnya minimal 150). Tapi alhamdulillah besoknya demamnya turun, tinggal lemas dan mualnya. Padahal tadinya udah dijadwal cek lab lagi, karena mau dilihat trombositnya. Yusha di hari yang sama juga turun panasnya.

H+ lebaran pun dipakai kami untuk masa pemulihan jadi ga ada silaturahim kemana-mana. Seminggu setelahnya baru di rumah Cipete semua kumpul saudara.
Runa yang sudah mulai kuat, ga lemes.

In Memorial Mas Bobby silaturahim ke rumah Mbah Umi tahun 2019

April 6, 2022

Mencoba Kembali

Sudah hampir berapa tahun jeda ini? Sering kangen tapi jarang direalisasikan. Menulis. 

Tahun 2021 lalu, sejak diriku berubah status jadi ibu tiga anak. Hari-hariku berubah lagi. Mulai ada rutinitas yang terabaikan, letupan kejadian yang tidak terkira, hal-hal sepele yang jadi besar. Ini sebenernya mau mendeskripsikan apa ya? Hahaha. Ya, hari-hariku. Sungguh jadi seorang istri dan ibu dari tiga anak tidak mudah. Kadang lupa akan diri sendiri yang perlu juga dicintai. 

Ingin memulai kembali untuk menulis. Tapi disini. Keseharianku di medsos sebelah sungguh menguras pikiran. Merasa jadi pribadi yang ga normal, kurang bermanfaat. Dulu sempat juga berpikir begini, balik lagi ke instagram, mencari kesenangan untuk hiburan. Tapi ya hanya sekedar itu. Sempat berpikir juga menulisnya di instagram, tapi mungkin memang tipikalnya introvert, jadi rasa malu & 'ingin di like' jadi suatu yang canggung. Kurang sreg lah. I will not say I'll leave from instagram, because i ever said that but it doesnt work haha

Selain itu, sebenarnya menulis jadi salah satu kegiatan favorit sejak SD. Terus mulai luntur sejak berkeluarga. Entah, ya karena sibuk ngurus keluarga kan hehehe. Jadi kesempatan waktu untuk menulis jadi hilang. Padahal sebenarnya menulis itu banyak manfaatnya juga. 

Sejujurnya, banyak tulisan yang masih tersimpan di drafts dari beberapa tahun lalu, contohnya cerita kelahiran Runa yang sampai saat anaknya sekarang umurnya sudah 3,5 tahun belum terposting. InsyaAllah akan di release. 

Harapannya dengan menulis lagi bisa jadi bentuk pembelajaran diri, review ulang, menyimpan memori. Atau bahkan suatu saat anak-anakku bisa baca tulisan ibunya sendiri :) 

March 1, 2020

A New Start in 2020

Judulnya A New Start In 2020, tapi baru Bulan Maret ini ngepost :p The last post was April 2019 hahaha Masya Allah udah lama juga yaa..

Sebenernya udah dari kapan tau pengen rutinin ngeblog lagi, tapi seems another activities were more priority to do, soo yahh gini deh, saat benar-benar punya 'waktu' baru deh. Sebenernya isi blog ku pun ya gitu gitu aja, about my life, curhatan, ya kalo ada yang bermanfaat alhamdulillah ya. Dan seems another socmed seems more interesting right now, kaya instagram dan youtube hihi. Tapi, karena mungkin dari kelas 6 SD sudah suka nulis diary, jadi nge blog pun (sampai jadi ibu dua anak) masih jadi salah satu favorite things.

Kesibukan sebagai ibu rumah tangga pun ga memungkiri sulitnya aku untuk punya waktu ngeblog. Masya Allah yaa, Ashraf (3,5 tahun) sama Runa (1tahun 4 bulan) itu sekarang menurut aku lagi masa aktif - aktifnya sih. Mereka sekarang udah bisa berkolaborasi menciptakan kekacauan daaan kebahagiaan tentunya hahaha. But I feel really blessed to be a part of my family 😊 

There are a lot  things I want to write. Resolusi di tahun 2020 ini, keluarga, diri sendiri, dll. InsyaAllah bismillah yaa pelan pelan semoga bisa merutinkan lagi ngeblognya. Semangat Bun O! 🤣