The Chronicle of Bun O: Half of My Time Being Quality Control

Sampai bulan ini, udah hampir setaun saya berkecimpung sebagai quality control staff di salah satu perusahaan kopi. Kalau dipikir-pikir lagi, hampir setengah dari dua puluh empat jam waktu saya dalam sehari, saya habiskan untuk mendalami tiap-tiap origin kopi Indonesia itu. Lucu tapi menarik. Walaupun sempet pesimis bisa bertahan disini, tapi semua membuahkan pengalaman.

with sellvy & irma. Dua teman yang juga quality control, sebelum datang kawanan-kawanan lainnya.

Teman main saya di Cakung. Namanya Buhler, one of coffee roaster. Walaupun ini mesin lebih menyebalkan daripada Probat, tetep aja ngangenin :p karena perjuangan pulang pergi Cakung itu yang jadi momen berharga.

Langit Jakarta sekitar pukul lima saat perjalanan pulang dari Cakung ke Cideng. Indah.

Suasana macet dari kaca mobil boxnya Mas Dede, salah satu supir setia perjalanan.

Narsis tampang ga banget pake hpnya Mas Dede.

foto konyol sama Fahri saat boring melanda.

Suasana dimana lo bingung memutuskan harus pulang atau ngga, saat ngeliat gimana macetnya jalanan di depan kantor. Ini keadaan paling menyebalkan saat lo rindu sama bantal guling di rumah.

Waktu itu qc kumpul bareng di kfc, kira-kira sebulan atau dua bulan gue baru kerja di sana.

Precious Moment.

Langit mendung perjalanan pulang dari kegiatan goreng menggoreng kopi di daerah Tangerang. Ini komplek bandara Soekarna-Hatta yang lo akan takjub kalau ngeliat pesawat landing atau take off, untuk gue sih hehe.

Langit mendung di jalan tol sekitar Grogol.

Engkan Sukanti. Teman seperjuangan atau lebih tepatnya yang mengajari saya bagaimana harus struggle dengan hectic-nya kerjaan sebagai quality control di perusahaan kopi itu.