Predikat sebagai Ibu

Dulu, sebelum menikah, dan belum jadi Ibu, cita-cita pengen jadi ibu sekaligus wanita karir, yang bisa tetep kerja dan ngurus anak. Terus sekarang gimana?

Skenario Allah emang ga ada yang tau ya, kita sebagai manusia hanya bisa berencana. Kita berencana seperti apaa, tapi qodarnya jadi gimana. So, how's me after being mom now? Walaupun udah diwanti-wanti sama kakak, kalau jadi ibu itu kehidupan kita akan berubah, dan mungkin tujuan kakak ngasih tau supaya saya ga kaget nantinya, tapi ternyataahh.. tetep aja pas dijalanin ya kok repot yah? It's really not easy.

Benar memang yang perlu dipersiapkan adalah mental. Jadi seorang ibu pastinya harus ekstra sabar dan ulet. Waktu seakan-akan hanya dihabisin buat si bayi. Menyusui, ganti popok, mandiin. Begitu aja setiap hari rutinitasnya. Ini sih masih ngurus bayi di bawah 6 bulan ya, belum nanti kalau sudah lebih besar dimana kita harus kasih makan, ajak main. Bener-bener memang waktu kita habis hanya untuk si bayi.  Pleasure time seperti yang kadang saya suka lakukan seperti jahit atau gambar, sudah ga sempat dikerjakan. Belum mngerjakan pekerjaan rumah tangga seperti masak, nyuci, setrika, beberes rumah-yang dulu bisa dikerjakan semua-sekarang hampir sebagian saja yang bisa dikerjakan. Belum rampung kerjaan yang satu, kerjaan yang lain perihal urus baby dateng. Bahkan untuk mandi yang jatahnya paling ngga 2 kali sehari, jadi 1 kali sehari udah bersyukur banget. 

 Tetapi disitulah perjuangannya menjadi seorang ibu. Disitulah letak pahalanya, so yang saya pikirkan saat itu adalah, sabar dan nikmatin. Menjadi seorang ibu memang perjuangan yang melelahkan dan tidak akan berhenti sampai nanti mati. Dan saya selalu membayangkan yang punya anak kembar atau anak banyak, mungkin lebih capek rasanya daripada saya yang baru punya anak satu. Jadi apa yang perlu dikeluhkan?

Menjadi seorang ibu membuat beberapa hal harus dikorbankan. Ya tujuannya cuma satu, anak menjadi prioritas utama untuk diurus. Cita-cita untuk berkarir sudah ga ada. Sedih? Ngga sih, hanya terkadang berpikir buat apa saya kuliah sampai S1 kalau akhirnya di rumah. Well, it's just my mind, husnudzon Allah punya skenario yang lebih indah lagi. Toh jadi seorang ibu yang menghidupkan seorang anak-istilahnya-pahalanya insyaAllah lebih lebih banyak. Keep grateful for everything happens.

And now, after almost six months i am being a mom, being a mother is super unexplain feeling sihh. Waktu awal berasa lelah, repot, capek, dll. Tapi alhamdulillah makin kesininya yaudah dijalanin aja dan bersyukur merasa bahagia menjadi ibu. It feels really wonderful to give everything to your baby, to make him feels safe, health, comfort, happy. Happiness nya ada disitu deh pokoknya.

Bismillah, semangat jadi ibu super yaa! -self motivation-